Kepribadian nilai dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen
A. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan
dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman
& Kanuk, 2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa
yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya
berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain.
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah
suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak
dalam tingkah lakunya yang unik
2. Faktor-faktor kepribadian
a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik,
bentuk wajah , gender , temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat
energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya
dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh
siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis ,
psikologis , dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah
kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran
penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus
pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak -anak. Dasar
kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar
ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan
dalam berbagai situasi .
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik
yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata
peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku , ini
menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak
kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga
memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi
perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang
kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata
lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang
kembar identik dengan saudara -saudara kandungnya yang dibesarkan
bersama-sama.
b. Faktor lingkungan
Di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga , teman ,
dan kelompok sosial ; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia
dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk
kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma , sikap ,
dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan
menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi
yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki
sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika
Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan,
dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui
buku , sistem sekolah , keluarga, dan teman , sehingga orang-orang
tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan
individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama
individu lain, kerja sama , serta memprioritaskan keluarga daripada
pekerjaan dan karier.
3. Tipe – tipe kepribadian
Kepribadian seseorang tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan
rohaninnya disamping ada faktor tempramen, karakter dan bakat. Vitalitas
jasmani bergantung pada konstruksi tubuh, sedangkan vitalitas psikis
merupakan energi hidup yang belum terarah secara internasional, sebagian
bergantung pada alam lingkungan yang membentuknya.
Ada beberapa teori mengenai macam - macam kepribadian. Teori yang paling
populer dan terus dikembangkan adalah teori Hipocrates - Galenus yang
merupakan pengembang dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya,
ia mengatakan bahwa sifat tempramen dasar itu adalah akibat dari 4 macam
cairan tubuh yang sangat penting didalam tubuh manusia:
1. Sifat kering terdapat dalam chole ( empedu kuning )
2. Sifat basah terdapat dalam melanchole ( empedu hitam )
3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma ( lendir )
4. Sifat panas terdapat dalam sanguis ( darah )
Kemudian teori hipocrates disempurnakan kembali oleh Galenus yang
mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi
tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang
lain, maka cairan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang. Tipe
kepribadian seseorang dibagi menjadi dua. Yaitu:
a. Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam
perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang
lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal
lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai
dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang
material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah:
• selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
• merasa tidak sabaran;
• berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
• tidak dapat menikmati waktu luang;
b. Kepribadian proaktif
Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis,
berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai
perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif
daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.
B. Nilai
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Nilai tidak semestinya dinyatakan dalam bentuk
uang (Rupiah). Sebagai contoh terhadap sebuah properti (misalnya rumah),
seseorang mungkin sanggup melepaskan dan menawarkan 2 buah mobil toyota
kijangnya untuk mendapatkan rumah tersebut, tetapi di lain pihak ada
seseorang lagi yang bersedia menawarkan 3 buah mobil toyota kijang. Jadi
dapat pula dinyatakan bahwa nilai adalah kekuatan/daya tukar sesuatu
barang terhadap barang lain. Tetapi oleh karena kita sekarang
menggunakan uang sebagai alat tukar, maka nilai biasanya akan diwujudkan
dalam satuan mata uang.
2. Ciri – ciri nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan
manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat
diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki
kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra
kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan,
cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das
sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia
dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan
mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia
adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh
nilai yang diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini
menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
C. Gaya Hidup
Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan
tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat) .
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan
bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian
bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada
pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
http://yogifajarpebrian13.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-nilai/
0 komentar:
Posting Komentar