Jumat, 05 April 2013

PERNALARAN DEDUKTIF

NAMA  : ACHMAD RIZKY
NPM     : 10210089
KELAS : 3EA18

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Ketepatan penarikkan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah.
MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh kalimat :
- Semua ikan bernafas melalui insang. ( premis )
- Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan )
MENARIK SIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus. Penarikan simpulan tidak langsung ada 2,yaitu :  Silogisme dan Entimem.
 
A. Silogisme
adalah penarikan simpulan melalui 2 premis yaitu premis umum dan premis khusus guna menurunkan premis baru (simpulan). Jadi, dalam silogisme terdapat 3 premis.
- Premis umum : premis mayor ( My )
- Premis khusus : premis minor ( Mn )
- Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Selanjutnya, Silogisme terdiri dari :
1. Silogisme Kategori ( golongan )
2. Silogisme Negatif
3. Silogisme Hipotesis
4. Silogisme Alternatif
 
1.                  Silogisme Kategori
 
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
1. Premis umum : Premis Mayor (My)
2. Premis khusus : Premis Minor (Mn)
3. Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial:
My       : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn       : Fredy adalah mahasiswa
K         : Fredy lulusan SLTA
My       : Semua profesor pandai
Mn       : Pak Justin adalah profesor
K         : Pak Justin pandai
 
2.                  Silogisme negative
 
Biasanya ditandai dengan menggunakan kata tidak atau bukan pada premis dan simpulan. Apabila satu premis dalam silogisme bersifat negatif, simpulannya pun bersifat negatif juga.
1.      Premis umum (PU) : menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A)
memiliki sifat atau hal tertentu (B)
2.      Premis Khusus (PK) : menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang(C) adalah anggota golongan tertentu itu (A).
3.      Simpulan (S) : menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (B).
contoh :
PU : Semua A=B
Semua penderita penyakit lever tidak boleh makan makanan berlemak.
PK : C=A
Paman mengidap penyakit lever.
S : C=A
Paman tidak boleh makan makanan yang berlemak.
 
3.                  Silogisme Hipotesis
 
Dalam hal ini, bentuk silogisme hipotesis memiliki 2 premis yaitu premis mayor
dan premis minor. Kemudian premis mayor biasanya menggunakan ungkapan hipotesis dan memiliki satu konklusi.
contohnya :
PU       : Jika hari ini tidak ujian saya datang ke rumahmu
PK       : Hari ini ujian
S          : Saya tidak datang ke rumahmu.

4.                  Silogisme Alternatif

Bentuk silogisme alternatif :
a. Memiliki premis mayor dan premis minor
b. Premis Mayor menggunakan ungkapan alternatif
c. Premis minor menolak salah satu pilihan
d. Memiliki satu konklusi
contoh :
Premis Mayor  : A atau B
Premis Minor   : Bukan A
Konklusi          : B

Dalam Kalimatnya :
PU : Kegagalan penulisan ilmiah selalu disebakan oleh analisa rangkaian yang tidak
sempurna atau alat yang rusak
PK : Tahun ini kegagalan penulisan ilmiah selalu disebabkan oleh analisa rangkaian
yang tidak sempurna.
S : Kegagalan penulisan ilmiah ini disebabkan oleh alat yang rusak.
B.            
·       B.Entimem
 
·         Dalam kehidupan sehari-hari, silogisme yang kita temukan berbentuk entimem, yaitu silogisme yang salah satu premisnya dihilangkan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
·          
·          
·         Contoh:
·                     Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
·                     Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua.
·                     a. Menipu adalah dosa
·                     b. Karena (menipu) merugikan orang lain.
·         Kalimat a merupakan kesimpulan, kalimat b adalah premis minor (bersifat khusus) maka silogisme dapat disusun:
·         Premis mayor : ?
·         Premis minor : Menipu merugikan orang lain.
·         Kesimpulan   : Menipu adalah dosa
·         Dalam kalimat itu, yang dihilangkan adalah premis mayor. Perlu diingat bahwa premis mayor bersifat umum, jadi tidak mungkin subyeknya menipu. Kita dapat berpikir kembali dan menentukan premis mayornya, yaitu perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa,jadi menipu adalah dosa.
·         Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kita mencari kesimpulannya. Kata-kata yang emnandakan kesimpulan ialah jadi, maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalu sudah, cari / tentukan premis yang dihilangkan.
·         Contoh:
·         Pada malam hari tidak ada matahari, jadi tidak mungkin terjadi proses fotosintesis.
·         Bentuk silogismenya adalah
·         Premis mayor: Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari.
·         Premis minor: Pada malam hari tidak ada matahari.
·         Kesimpulan : Jadi, pada malam hari tidak mungkin ada fotosintesis.
·                     Sebaliknya, untuk mengubah silogisme menjadi entimem, cukup dengan menghilangkan salah satu premisnya.
·         Contoh:
·         Premis mayor  : Anak-anak berusia di atas sebelas tahun telah mapu berpikir formal.
·         Premis minor   : Siswa kelas 6 di Indonesia telah berusia lebih dari sebelas tahun.
·         Kesimpulan     :  Siswa kelas 6 di Indonesia telah mampu berpikir formal.
·         Entimem dengan penghilangan premis mayor:
·         Siswa kelas 6 di Indonesia telah berumur di atas sebelas tahun, jadi mereka mampu berpikir formal.
·         Entimem dengan penghilangan premis minor:
·         Anak-anak yang berusia di atsa sebelas tahun telah mampu berpikir formal, karena tiu siswa kelas 6 di Indonesia mampu berpikir formal.
 
SSumber :  Judul : TEORI APRESIASI SASTRA
                 Pengarang : Dra.Sugihastuti, M.S.
  .   Ahmadi, H.Abu . 1998 . psikologi Umum . jakarta : PT Rineka Cipta
2.   Arifin, Zaenal, E. dan S.Amran Tasai.2009.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Akademika Pressindo
4.      Buku panduan Bahasa Indonesia Ganesha Operation
5.      ati@staff.gunadarma.ac.id
 
 
 
 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda